27 Maret 2009

Aliran-aliran seni 3

Berliner Plakat

Awal modernisme / pada awal abad 20 (1890 – 1940) adalah hadirnya gaya Plakatstil. Gerakan Plakatstil pertama berkembang di Berlin, pada saat itu negara ini yang menjadi pusat perdagangan. Pada saat itu media posterlah yang menjadi ajang percobaan yang menunjukkan kerjasama yang baik dan menguntungkan bagi desain dan industrialisasi pada saat itu. Gaya desain yang untuk mengatasi kesenjangan antara seni dan industri dengan desain lebih fungsional. Lucian Bernhard (1883 – 1972) adalah pelopor awal dari gaya Plakatstil.


Berliner Plakat berasal dari Jerman yang artinya adalah gaya poster Berlin. Gaya poster juga merupakan gaya original flat graphic yang biasanya digunakan pada periklanan dan kampanye poster . Plakatstil adalah lawan/ kebalikan dari dekorasi. Plakatstil juga menyingkirkan seni bergaya Art Noveau. Plakatstil bersifat universal.

Charlie Caplin 3

Sinopsis Singkat :

Salah satu film yang di perankan oleh Caplin adalah Modern Times (sekitar tahun 1931). Film ini berdurasi 87 menit yang bercerita tentang zaman revolusi industri .Di film tersebut Caplin berperan sebagai seseorang yang berusaha mencari pekerjaan. Di masa itu, mendapatkan pekerjaan sangat sulit karena sedang memasuki peralihan masa modernisai yang lebih banyak menggunakan tenaga mesin sehingga tenaga manusia jarang di gunakan lagi. Sehingga Caplin mengalami banyak sekali kesulitan yang di hadapi untuk mendapati pekerjaan yang dapat di kerjakan olehnya.

Pada akhirnya, setelah mengalami rintangan yang cukup panjang dan bertemu seorang gadis, Chaplin akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan dan penyanyi di sebuah cafe. Dan akhirnya menempuh kehidupan yang baru dengan seorang gadis tersebut.



Komentar :

Menurut kami, Charlie Caplin merupakan seorang aktor film bisu (pantomim) yang sangat kawakan di bidangnya. Hal itu nyata dari banyaknya pengalaman dalam hidupnya dalam dunia per-film-an dan dunia panggung yang Ia mulai sejak usianya berumur 5 tahun. Banyak orang mengenal dirinya dengan ciri khas potongan kumis petak dengan kostum berupa jas kesempitan , celana panjang yang kebesaran, serta kemana-mana selalu membawa tongkat dan memakai topi tinggi. Tetapi justru gayanya yang khas dan unik itulah yang membuat orang mudah mengingatnya dan sekaligus membuat namanya menjadi legendaris.

Caplin juga merupakan seorang yang sangat gigih dalam pencapaian cita-citanya. Hal itu terbukti dari perjuangan merintis karir dari 0 (nol) hingga menjadi sukses dan melegendaris. Menurut kami, Caplin juga merupakan orang yang pandai dalam pembuatan film, dimana saat itu dunia per-film-an sudah tidak memproduksi film bisu (pantomim) lagi, tapi Caplin tetap mempertahankan ciri khasnya dengan film bisunya namun tentu saja diselipkan beberapa efek suara mesin, musik, maupun efek suara benda-benda yang dia tampilkan, dengan tujuan agar orang-orang pada jaman itu yang sudah tidak terbiasa dengan film bisu tetap dapat menikmati dan menyukai film garapannya ( contohnya : film Modern Times).

Semasa hidupnya Ia pernah mendapatkan beberapa penghargaan, dimana pada saat Ia menerima penghargaan kehormatan yang kedua Ia mendapatkan sambutan tepuk tangan selama 5 menit penuh yang hingga sekarang tercatat sebagai standing ovation terlama sepanjang sejarah Academy Award. Kepiawaiannya dalam membuat film sekaligus memerankan sebuah tokoh pun diakui oleh Ratu Elizabeth II yang memberikan Gelar Satria (
Knight Commander of the British Empire (KBE) ).


26 Maret 2009

Charlie Caplin 2













Charlie Chaplin



Lahir Charles Spencer Chaplin, Jr.
16 April 1889
Walworth, London, Inggris
Meninggal 25 Desember 1977
Vevey, Swiss
Pasangan Mildred Harris (1918-1920)
Lita Grey (1924-1928)
Paulette Goddard (1936-1942)
Oona Chaplin (1943-1977)

Sir Charles Spencer Chaplin, Jr. KBE (lahir di East Street, Walworth, London, 16 April 1889 – wafat di Vevey, Swiss, Swiss, 25 Desember 1977 pada umur 88 tahun), atau Charlie Chaplin, adalah aktor komedi Inggris yang merupakan salah satu pemeran film terkenal dalam sejarah Hollywood di era film hitam putih, sekaligus sutradara film yang sukses. Aktingnya di layar perak menjadikan Charlie Chaplin sebagai salah satu artis pantomim dan badut terbaik yang sering dijadikan panutan bagi seniman di bidang yang sama.

Chaplin adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dan paling kreatif di era film bisu. Di dalam film-filmnya, Chaplin dikenal suka merangkap-rangkap, mulai dari peran utama, sutradara, penulis naskah, hingga pengisi ilustrasi musik. Karir di dunia hiburan berlangsung selama 65 tahun, dirintisnya sebagai pemeran cilik di panggung zaman Victoria dan pertunjukan komedi music hall di Inggris, dan terus berkarya hingga sebelum meninggal di usia 88 tahun. Kehidupan Chaplin penuh pasang surut, mulai dari masa kecil yang dibalut kemiskinan, hingga tiba di puncak ketenaran bintang Hollywood sekaligus simbol budaya. Kehidupan pribadinya yang gemerlap mengundang banyak sanjungan sekaligus kontroversi.

Di dalam film-filmnya, Chaplin sering memerankan karakter "The Tramp", seorang gelandangan berpotongan kumis petak yang memiliki etiket dan martabat seorang bangsawan. Kostum berupa jas kesempitan, celana panjang yang kebesaran, serta ke mana-mana membawa tongkat dan memakai topi tinggi.


Dunia panggung

Chaplin pertama kali naik panggung di tahun 1894 sewaktu masih berusia 5 tahun. Tanpa persiapan sebelumnya, di sebuah teater di Aldershot, Chaplin secara mendadak diminta menggantikan ibunya. Sewaktu masih kecil, Chaplin sakit keras dan harus berbaring di tempat tidur selama berminggu-minggu. Di malam hari, ibunya duduk di bingkai jendela, bercerita sambil mendramatisasi kejadian pada hari itu. Chaplin pertama kali naik panggung dengan mendapatkan bayaran setelah bergabung dengan kelompok penari The Eight Lancashire Lads yang mementaskan pertunjukan music halls di Britania. Di tahun 1900, berkat bantuan Sydney (kakak sekandungnya), Chaplin yang waktu itu berusia 11 tahun mendapat peran sebagai kucing jenaka dalam pantomim Cinderella di London Hippodrome. Di tahun 1903, Chaplin tampil dalam Jim: A Romance of Cockayne, diikuti peran rutinnya sebagai Billy anak pengantar koran dalam Sherlock Holmes yang terus dijalani hingga tahun 1906. Chaplin tampil berikutnya dalam acara variety Casey's Court Circus, dan tahun berikutnya sebagai badut dalam kelompok komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno.


Pertunjukan di Amerika

Chaplin pertama kali ke Amerika mengikuti pertunjukan keliling kelompok asuhan Fred Karno dari tahun 1910 hingga 1912. Setelah balik ke Inggris dan berada di sana selama 5 bulan, Chaplin kembali berangkat ke Amerika dan tiba di sana tanggal 2 Oktober 1912. Kedatangan Chaplin yang kedua di Amerika juga masih bersama kelompok Fred Karno. Arthur Stanley Jefferson yang kemudian dikenal sebagai Stan Laurel turut serta dalam rombongan dan menjadi teman sekamar Chaplin di asrama. Laurel akhirnya pulang ke Inggris, tapi Chaplin tetap bertahan di Amerika. Di akhir tahun 1913, produser film Mack Sennett terkesan dengan akting Chaplin yang waktu itu sedang bermain untuk rombongan Karno. Sennet mengontrak Chaplin yang setuju untuk bermain dalam film-film yang diproduksi studio Keystone Film. Film pendek Making a Living, komedi satu reel yang dirilis 2 Februari 1914 merupakan penampilan pertama Chaplin di layar perak.


Perintis dunia sinema

Film-film awal Chaplin diproduksi pada tahun 1914 di Keystone Studios yang merupakan tempat Chaplin belajar teknik pembuatan film, sekaligus mengembangkan karakter Tramp. Chaplin pertama kali memperkenalkan karakter Tramp kepada publik melalui film keduanya, Kid Auto Races at Venice (diedarkan 7 Februari 1914) dan film ketiganya Mabel's Strange Predicament (9 Januari 1914).

Di akhir kontrak dengan Keystone, Chaplin sudah bisa menyutradarai dan menyunting sendiri film-film pendek yang dibuatnya. Film-film tersebut ternyata sukses besar. Di tahun 1915, Chaplin menyetujui kontrak satu tahun dengan studio Essanay. Setelah itu, kontrak bernilai besar untuk selusin film komedi tipe dua reel disepakati Chaplin dengan studio Mutual Film di tahun 1916. Studio memberinya kebebasan artistik yang nyaris tanpa batas. Dalam dalam jangka waktu 18 bulan, Chaplin berhasil menyelesaikan 12 judul film. Film-film ini nantinya berhasil menjadi film komedi klasik dan tetap masih bisa menghibur hingga sekarang. Di kemudian hari, Chaplin mengenang masa bersama studio Mutual sebagai periode paling membahagiakan dalam karirnya.

Setelah kontrak dengan studio Mutual habis di tahun 1917, Chaplin menandatangani kontrak produksi 8 film tipe dua reel dengan studio First National. Selain pembiayaan dan distribusi film-film (1918-1923) yang ditanggung studio First National, kebebasan artistik seluruhnya berada di tangan Chaplin. Dengan kebebasan berkreasi ada di tangan, Chaplin membangun studio Hollywood sendiri. Pada periode ini tercipta film-film Chaplin yang tak lekang dimakan waktu, dan masih bisa dijadikan panutan bagi pembuat film yang lain. Film-film yang diproduksi Chaplin bersama First National berupa film komedi dengan masa putar singkat, misalnya: A Dog's Life (1918) dan Pay Day (1922), ditambah film dengan masa putar lebih panjang, misalnya: Shoulder Arms (1918), dan The Pilgrim (1923). Film Chaplin asal periode ini dengan masa putar standar dan berhasil menjadi klasik adalah The Kid (1921).

Di tahun 1919, Chaplin mendirikan distributor film United Artists bersama-sama Mary Pickford, Douglas Fairbanks, dan D. W. Griffith. Mereka berempat berusaha melepaskan diri dari sistem monopoli yang dipegang distributor film dan pemilik modal di Hollywood. Usaha ini berhasil, dan kemandirian Chaplin sebagai pembuat film tetap terjamin berkat adanya kendali penuh atas film yang diproduksi di studio milik sendiri. Nama Chaplin terus tercatat sebagai anggota dewan direktur UA hingga di awal tahun 1950-an.

Seluruh film Chaplin yang diedarkan United Artists bermasa putar standar, dimulai dari A Woman of Paris (1923), diikuti film The Gold Rush (1925) yang nantinya menjadi klasik, dan diakhiri dengan The Circus (1928).

Film-film bisu yang hingga sekarang dianggap sebagai karya terbesarnya, City Lights (1931) dan Modern Times (1936) justru dibuat Chaplin ketika dunia sinema sudah mengenal film bersuara. Di kedua film tersebut, Chaplin mengerjakan sendiri efek suara dan ilustrasi musik. Film City Lights mungkin berisi keseimbangan sempurna antara komedi dan sentimentalitas ala Chaplin. Adegan terakhir film City Lights dipuji kritikus James Agee yang berkomentar di majalah Life tahun 1949 sebagai: "sepotong akting paling hebat yang pernah direkam seluloid".

Film bersuara karya Chaplin yang dibuat di Hollywood adalah: The Great Dictator (1940), Monsieur Verdoux (1947), dan Limelight (1952).


Academy Awards

Chaplin memenangkan 2 penghargaan kehormatan Academy Awards. Waktu itu belum ada prosedur audit pemungutan suara, dan penghargaan Oscar yang pertama dibagi-bagikan pada 16 Mei 1929 berdasarkan pembagian kategori yang sangat luwes. Chaplin mulanya dinominasikan sebagai Aktor Terbaik dan Sutradara Komedi Terbaik untuk karyanya The Circus, tapi namanya ditarik kembali dan dewan Academy justru memutuskan untuk memberi penghargaan istimewa untuk "kegeniusan, kemampuan serba bisa dalam akting, penulisan, penyutradaraan, dan produksi film The Circus". Film lain yang menerima penghargaan istimewa pada tahun itu adalah The Jazz Singer.

Penghargaan kehormatan yang kedua dari Academy diterima Chaplin 44 tahun kemudian di tahun 1972. Chaplin menerima penghargaan atas "pengaruh tak terhingga yang dibuatnya dan menjadikan film sebagai bentuk seni abad ini". Chaplin keluar dari pengasingannya untuk menerima penghargaan ini. Setelah Chaplin menerima penghargaan, para hadirin berdiri memberikan sambutan tepuk tangan selama 5 menit penuh yang hingga sekarang tercatat sebagai standing ovation terlama sepanjang sejarah Academy Award.

Chaplin juga pernah masuk nominasi sebagai penerima penghargaan Academy untuk Aktor Terbaik, Skenario Asli Terbaik, dan Film Terbaik untuk karyanya The Great Dictator, tapi gagal. Film Monsieur Verdoux (1947) juga pernah dicalonkan sebagai Skenario Asli Terbaik, namun lagi-lagi gagal meraih penghargaan. Sewaktu masih aktif sebagai pembuat film, Chaplin pernah menyatakan ketidakpuasannya pada Academy Awards. Putranya yang bernama Charles Jr. bercerita tentang tindakan Chaplin menjadikan penghargaan Oscar yang diterimanya di tahun 1929 sebagai pengganjal pintu yang menjadi sebab kemarahan dewan Academy di tahun 1930-an. Hal ini mungkin menjadi alasan film City Lights sama sekali tidak pernah masuk nominasi, padahal berbagai hasil jajak pendapat sepakat film ini sebagai salah satu film terbesar dalam sejarah layar perak.

Di usia lanjut, Chaplin pernah memperoleh Academy Award yang didapatnya dari hasil kompetisi dan bukan secara kehormatan. Di tahun 1973, film Limelight (1952) mendapat penghargaan Oscar untuk Academy Award untuk Ilustrasi Musik Asli (Best Music in an Original Dramatic Score). Chaplin membintangi film ini bersama Claire Bloom, serta tampil secara cameo bersama Buster Keaton yang merupakan satu-satunya penampilan kedua komedian terbesar dalam satu film. Setelah film selesai diproduksi, kecenderungan politik yang dianut Chaplin menyebabkan film Limelight tidak jadi diputar di Los Angeles. Pemutaran di Amerika Serikat baru berlangsung di tahun 1972, sehingga film ini walaupun diproduksi tahun 1952 berhak masuk nominasi.



Karya terakhir

Dua film terakhir Chaplin dibuat di London: A King in New York (1957) yang dibintanginya sendiri (sekaligus penulis skenario dan sutradara), dan A Countess from Hong Kong (1967) dengan bintang Sophia Loren dan Marlon Brando. Film A Countess from Hong Kong merupakan penampilan Chaplin yang terakhir, tampil singkat secara cameo sebagai awak kapal yang sedang mabuk laut.

Dalam otobiografi berjudul My Life in Pictures terbitan tahun 1974, Chaplin menuturkan bahwa dirinya sudah menulis skenario untuk dibintangi Victoria, putri terkecilnya. Kalau skenario yang diberinya judul The Freak jadi diproduksi, Victoria akan diberi peran sebagai bidadari. Menurut Chaplin, skenario film ini sudah selesai dan latihan praproduksi sudah dimulai (buku ini memuat foto Victoria lengkap dengan kostumnya), tapi produksi dihentikan karena Victoria menikah. Chaplin menambahkan, "Kapan-kapan, pasti aku buat." Kesehatan Chaplin terus menurun di tahun 1970-an, dan meninggal sebelum angan-angannya terwujud.

Salah satu karya yang diketahui sebagai karya terakhir Chaplin adalah ilustrasi musik yang ditulisnya untuk memperbarui A Woman of Paris, karyanya yang kurang sukses di tahun 1923.



Gelar ksatria

Chaplin menerima gelar Knight Commander of the British Empire (KBE) dari Ratu Elizabeth II pada 4 Maret 1975. Nama Chaplin pertama kali diusulkan sebagai penerima di tahun 1931, dan masuk dalam daftar calon untuk yang kedua kali pada tahun 1956, tapi diveto pemerintah Konservatif yang tidak ingin merusak hubungan dengan Amerika Serikat di tengah ketegangan Perang Dingin dan Krisis Terusan Suez.


Tutup usia

Chaplin wafat di usia 88 tahun dalam tidurnya pada Hari Natal tahun 1977, di Vevey, Swiss. Chaplin dimakamkan di Pekuburan Corsier-Sur-Vevey di Corsier-Sur-Vevey, Vaud, tapi makamnya dipindah di dekat Danau Jenewa setelah pernah dicuri sekelompok orang.

Stefan Sagmeister

Stefan Sagmeister Stefan Sagmeister adalah seorang desainer grafis dan juga seorang tipografer yang lahir di Bregenz, Austria pada tahun 1962 dan kini tinggal di New York, Amerika Serikat dan membuka sebuah firma desain, Sagmeister Inc. Ia pernah mendesain sampul album dari banyak musisi ternama antara lain Lou Reed, the Rolling Stones, David Byrne, Aerosmith ,dan Pat Metheny.

Sagmeister mempelajari desain grafis di University of Applied Arts Vienna, Austria dan menerima beasiswa untuk melanjutkan studinya di Pratt Institute di New York. Ia memulai karirnya ketika berusia 15 tahun dalam majalah remaja Austria bernama Alphorn. Pada tahun 1991, ia pindah ke Hong Kong untuk bekerja di Leo Burnett’s Hong Kong Design Group. Pada 1993, ia kembali ke New York dan bekerja pada firma Tibor Kalman’s M&Co namun tak lama kemudia ia pindah ke Benetton Group di Roma, Italia. Stefan Sagmeister kemudian mendirikan Sagmeister Inc. pada tahun 1993 yang juga mempekerjakan para desainer antara lain Woodtli, Hjalti Karlsson ,dan Jan Wilker.


Stefan Sagmeister pernah mengerjakan desain untuk klien-klien besar, antara lain The Rolling Stones, HBO, Guggenheim Museum, Time Warner, juga musisi David Byrne dan Lou Reed. Seigmaster Inc. pernah mengadakan pameran tunggal di berbagai kota besar di seluruh dunia, antara lain Zurich, Vienna, New York, Berlin, Osaka, Prague, Cologne, dan Seoul. Stefan Seigmaster juga mengajar di aneka tempat, misalnya School of Visual Art di New York dan mendapatkan tempat kehormatan Frank Stanton Chair di Cooper Union School of Art, New York. Ia pernah muncul dalam film documenter “Helvetica” yang membahas font paling sering digunakan di dunia tersebut di mana ia pada sebuah frame memperlihatkan torehan luka yang dibuat membentuk aneka huruf tipografi di sekujur tubuhnya yang diabadikannya dalam bentuk foto poster.


Pria dengan motto “Design that needed guts from the creator and still carries the ghost of these guts in the final execution” ini pernah menerima berbagai penghargaan Grammy Award 2005 dalam kategori Kemasan Kotak Album Edisi Terbatas Terbaik. Karyanya yang menghiasi buku-buku desain terkemuka saat ini juga mendesain beberapa cover album seperti Rolling Stones, David Byrne, Lou Reed, Aerosmith dan Pat Matheny, yang membawanya 4 kali menjadi nominator Grammy Award. Pria dengan tinggi dua meter yang gemar berpenampilan sederhana seperti memakai kaos dan celana jeans ini diakui kemampuannya oleh sesama desainer, misalnya tipografer Steve Leadbetter yang mengatakan bahwa tangan dinginnya mampu menunjukkan “apa itu wujud rupa dari suatu bahasa”.


Untuk beberapa lamanya Stefan Sagmeister meninggalkan sejenak pekerjaannya dan berdiam di Bali untuk lebih mengenal kebudayaan dan kultur masyarakat Pulau Dewata tersebut. Ia berbagi pengalamannya di Ubud Rotary Club mengenai pengalaman-pengalamannya. Pria yang terkenal dengan motto “Bring Happiness to Life”, “Happy with Designing”, dan “Everything I Do Will Comes Back to Me” ini saat ditanya mengenai apa hal yang sejauh ini dipelajarinya di Bali menjawab, “Saat anjing mengepungmu, membungkuklah, lalu pungut sebuah batu”.







Komentar :

Stevan Sagmeister merupakan seorang Desainer yang sangat menekankan moto 'Happiness' dalam setiap karyanya. Dia adalah orang yang sangat menentang hal-hal yang membuatnya setres / perasaan tidak senang saat mendesain sesuatu. Dia juga merupakan seorang Desainer yang dapat dikatakan memiliki 'jam terbang yang tinggi' dalam dunia desain. Kesenangannya pada desain membuatnya untuk selalu bepergian ke suatu tempat yang baru yang otomatis menjadikannya seorang Desainer yang up to date.

Karya-karya dari Sagmeister menurut kami merupakan sesuatu yang unik dan inovatif. karena dia mampu menggunakan benda-benda sekitar yang ditemuinya menjadi sebuah desain yang baik (membuat sesuatu yang biasa menjadi sesuatu yang tidak biasa). Dia juga merupakan orang yang berani bereksperimen dengan dengan karyanya, terbukti dari karyanya yang dia torehkan pada tubuhnya, berupa huruf-huruf tipografi.

Sagmeister juga merupakan orang yang sangat ekspresif dalam membuat karya-karyanya, karena dia juga melibatkan respon khalayak publik untuk ikut dalam karya-karya desainnya. Desain-desainnya yang penuh dengan humor juga merupakan salah satu daya tarik dari gaya desainnya (stiker petunjuk di kereta api).

POP ART

Pop Art

Berasal dari kata Popular Art.
Merupakan aliran seni yang memanfaatkan simbol-simbol dan gaya- gaya visual yang berasal dari media massa yang populer seperti :koran, iklan, televisi, komik, ataupun kemasan barang dan gay supermarket. Aliran ini marak di Amerika dan Inggris sekitar tahun 1960-1970. Tokoh-tokohnya yang terkenal : Andy Warhol dan Roy Lichenstein di Amerika dan David Hockney di Inggris.



Andy Warhol- M.Monroe

Aliran- Aliran Seni 2

Konstruktivisme

Berkembang sekitar tahun 1914-1920. Estetika menurut seniman konstruktivisme berkaitan dengan bentuk atau bidang geometris kinetik, sebagai sebuah cerminan jaman modern yang dikuasai oleh mesin. Tokohnya antara lain : El Lissitzky, Vladimir Tatlin.



Vladimir Tatlin





Surealisme

Adalah sebuah aliran seni dan kesusastraan yang menjelajahi dan merayakan alam mimpi dan pikiran bawah sadar melalui penciptaan karya visual, puisi, dan film. Surealisme diluncurkan secara resmi di Paris, Perancis, pada tahun 1924, ketika penulis Perancis Andre Breton menulis manifesto pertama surealisme, mengguratkan ambisi-ambisi akan kelahiran gerakan baru. (Breton menuliskan dua lagi manifesto surealis, pada tahun 1930 dan 1942). Gerakan tersebut segera menyebar ke wilayah lain di Eropa, juga ke wilayah Amerika Utara dan Selatan. Di antara kontribusi-kontribusi yang paling penting dari gerakan surealis adalah penemuan teknik artistik baru yang terhubung ke alam pikiran bawah sadar seniman. Tokohnya antara lain : Giorgio de Chirico, Max Ernst, Rene Margritte, Juan Miro, Salvador Dali.



Salvador Dali



Dadaisme

Adalah aliran seni anti estetis dan anti art yang berkembang antara tahun 1916 di Zurich, Swiss hingga 1922. Aliran ini cenderung menganut pemikiran absurd dan nihilis. Aliran ini dianggap destruktif, sok beda namun juga diakui kreatif.

Tokohnya antar
a lain : Marchel Duchamp (1887-1968), John Heartfield, Kurt Schwitters.



Marchel Duchamp





DeStijl

Adalah aliran seni yang tidak representasional, tidak ilustratif, ataupun naratif. DeStijl menggunakan bentuk-bentuk geometris dengan susunan konstruksi yang sangat teknis. Tokoh utama pendirinya adalah Piet Mondrian. Mondrian mulai mengunakan istilah Neo Plasticism pada tahun 1920. Neo Plasticism adalah sebuah gaya dalam deStijl yang menekankan kelenturan bidang dengan cara memanfaatkan garis vertikal-horizontal dan warna (biru-merah-kuning dan hitam-putih).

Compasition with red, yellow, blue, and black.








Art Deco

Adalah sebuah gerakan desain yang populer dari 1920 hingga 1939, yang mempengaruhi seni dekoratif seperti arsitektur, desain interior, dan desain industri, maupun seni visual seperti misalnya fesyen, lukisan, seni grafis, dan film. Gerakan ini, dalam pengertian tertentu, adalah gabungan dari berbagai gaya dan gerakan pada awal abad ke-20, termasuk Konstruksionisme, Kubisme, Modernisme, Bauhaus, Art Nouveau, dan Futurisme. Popularitasnya memuncak pada 1920-an. Meskipun banyak gerakan desain mempunyai akar atau maksud politik atau filsafati, Art Deco murni bersifat dekoratif. Pada masa itu, gaya ini dianggap anggun, fungsional, dan ultra modern.

Art deco secara umum dianggap sebagai suatu bentuk eklektik dari keanggunan dan gaya modernisme , yang dipengaruhi berbagai sumber. Diantaranya adalah seni tradisional Afrika, Mesir, atau Aztek Meksiko, dan juga Abad Mesin atau teknologi Streamline seperti penerbangan modern, Penerangan listrik, radio, dan bangunan pencakar langit. Tema populer lain dalam Art Deco adalah bentuk-bentuk bersifat trapezoid, zigzag, geometri, dan bentuk puzzle, yang banyak terlihat pada karya mula-mula. Sejalan dengan pengaruh-pengaruh ini,Art Deco dikarakterkan dengan penggunaan bahan-bahan seperti aluminum, stainless steel,lacquer , inlaid wood, kulit hiu (shagreen), dan kulit zebra. Penggunaan berani dari bentuk bertingkat, sapuan kurva (unlike the sinuous, natural curves of the Art Nouveau), pola-pola chevron , dan motif pancaran matahari adalah tipikal dari Art Deco. Beberapa dari motif ini sering muncul pada saat ini— contohnya, motif pancaran matahari dalam berbagai konteks seperti sepatu wanita, radiator grilles, auditorium dari Radio City Music Hall, dan puncak dari Gedung Chrysler.

Tokoh-tokohnya antara lain : Jacques Emile Ruhlmann (mebel), Jean Jacques Rateau (perusahaan Sue et Mare), Eileen Gray (layar), Edgar Brandt (besi tempa), Dunand Jean (pabrik logam dan pernis), Rene Lalique dan Mairice Marinot (kaca), Cartier (perhiasan dan jam tangan).



Jacques Emile Ruhlmann




Vas Rene Lalique



Art Deco di Indonesia

Pengaruh Art Deco di Indonesia dibawa oleh arsitek-arsitek Belanda, salah satu diantara mereka adalah C.P. Wolff Schoemaker dan A.F. Aalbers. Hotel Preanger Bandung rancangan Schoemaker merupakan arsitektur berlanggam Art Deco dengan ciri khasnya elemen dekoratif geometris pada dinding eksteriornya. Selanjutnya perkembangan arsitektur Art Deco di Indonesia tampil lebih sederhana, mereka lebih mengutamakan pola garis-garis lengkung dan bentuk silinder, contoh konkret dari konsep ini adalah Vila Isola Bandung (sekarang gedung IKIP), juga rancangan Schoemaker. Kesederhanaan bentuk belumlah mewakili semua konsep arsitektur Art Deco ini karena kedinamisan ruang interior dapat dilihat dalam lay out bangunannya.




Hotel Preanger, Bandung



Beberapa contoh benda bergaya Art Deco :








Hotel Miami Beach




Bauhaus

Bauhaus yang berasal dari kata Bauen (to build / mengembangkan atau membangun) dan Haus (rumah). Bauhaus adalah sebuah aliran (gaya) arsitektur yang didirikan oleh Walter Gropius pada tahun 1919. Pelopor International Style dan mengenalkan konsep “form follows function”, yaitu bentuk bangunan mengikuti fungsi yang ada pada bangunan tersebut. Bauhaus memiliki pengaruh besar terhadap arsitektur dunia. Hal ini diperlukan tipe baru seniman dari akademik khusus. Untuk mencapai tujuan ini, pendiri, Walter Gropius, melihat perlunya mengembangkan metode pengajaran yang baru dan Ia berpendapat bahwa dasar untuk setiap seni itu dapat ditemukan di pengrajin.

Bauhaus sebenarnya adalah sekolah yang didirikan oleh para seniman, diberi istilah “Rumah Gedung” atau “Gedung Sekolah” adalah istilah yang umum untuk Staatliches Bauhaus, sebuah sekolah di Jerman yang mengkombinasikan kriya dan seni murni, dan untuk pendekatan ke desain yang dipublikasikan dan diajarkan.

Pada tahun 1923, Bauhaus bereaksi merubah program nya,dengan motto: “art and technology - a new unity”. Potensi industri yang harus diterapkan untuk memuaskan standar desain, baik mengenai aspek estetis dan fungsional.

Sebelum kelahiran Bauhaus didahului dengan terbentuknya Deutscher Werkbund pada 9 Oktober 1907 di Munchen, Jerman, yang digagas oleh 2 (dua) arsitek, Theodor Fischer dan Hermann Mutheseus. Deutscher Werkbund adalah nama kelompok diskusi yang terdiri dari seniman muda, arsitek muda, penulis muda, pengrajin muda dan kalangan industri.Mereka ingin mencari solusi untuk meningkatkan kualitas produk-produk desain Jerman. Selain itu, diskusi ini juga mengarah pada usaha melepaskan diri dari idiom-idiom desain konservatif yang telah berkembang di daratan Eropa, termasuk Jerman selama berabad-abad.

Akibat perbedaan ideologi, pada 1914 Deutscher Werkbund terpecah dua, menjadi kelompok Typisierung yang dipimpin Peter Behrens dan Mutheseus serta kelompok Kunstwollen yang dipimpin oleh Henry van de Velde, Hugo Haering, Hans Poelzig dan Bruno Taut. Arsitek muda Walter Gropius termasuk dalam kelompok Kunstwollen yang pada akhirnya mendirikan Bauhaus di kota Wiemar, Jerman, pada 1919. Kota Wiemar adalah sebuah Acropolis (Negara-Kota) berbentuk republik yang baru saja berdiri.

Sekolah ini berdiri di tiga kota dalam negara Jerman, diantaranya adalah di Weimar dari 1919 - 1925, di Dessau dari tahun 1925 - 1932, di Berlin dari tahun 1932 - 1933 ) dibawah penanganan tiga direktor-arsitek, Gropius dari tahun 1919-1927, Hannes Meyer dari tahun 1927 - 1930, dan Ludwig Mies van der Rohe dari tahun 1930 - 1933, ini adalah tahun terakhir dimana kemudian sekolah ini ditutup pada masa Rezim Nazi di Jerman.

Jasa Bauhaus terbesar adalah: menciptakan metode pendidikan seni rupa, desain, kriya dan arsitektur yang terpadu, memberi bentuk yang lebih jelas mengenai apa dan bagaimana desain modern (yang kemudian dikenal dengan nama “international style”).Tokoh-tokohnya: Josef Albers, Hinnerk Scheper, Georg Muche, László Moholy-Nagy, Herbert Bayer, Joost Schmidt, Walter Gropius, Marcel Breuer, Vassily Kandinsky, Paul Klee, Lyonel Feininger, Gunta Stölzl and Oskar Schlemmer.

Sekolah Bauhaus penggabungan dari Grand Ducal School of Arts and Craft dan Weimar Academy of Fine Art. Akar ini terdapat dalam sekolah seni dan kriya yang ditemukan oleh Grand Duke of Saxe-Weimar-Eisenach pada tahun 1906 dan dipimpin oleh arsitek Art Nouveau Belgia, Henry van de Velde. Sewaktu van de Velde dipaksa untuk mundur pada tahun 1915 karena ia seorang Belgian, ia menyarankan Gropius, Hermann Obrist, dan August Endell untuk terus menjadi pelopor. Pada tahun 1919, setelah penundaan diakibatkan oleh kehancuran dari Perang Dunia I dan panjanganya perdebatan mengenai ideological dan rekonsiliasi sosio-ekonomi dari seni murni dan seni yang diterapkan, Gropius membuat seorang pemimpin sebuah institusi integrasi baru yang disebut dengan Bauhaus.



The Bauhaus masters on the roof of the Bauhaus building in Dessau.
Hinnerk Scheper, Georg Muche, László Moholy-Nagy, Herbert Bayer, Joost Schmidt, Walter Gropius, Marcel Breuer, Vassily Kandinsky, Paul Klee, Lyonel Feininger, Gunta Stölzl and Oskar Schlemmer




The Wassily Chair / Constance L. Breuer




Marcel Breuer , 'Model B32' chair, 1928

24 Maret 2009

ALIRAN-ALIRAN DALAM DESAIN


Art and Craft Movement

Adalah sebuah gerakan yang berusaha menghidupkan kembali ketrampilan manusia dalam seni dan kriya(craft) sebagai upaya menolak kehadiran industri yang menggunakan tenaga mesin. Didirikan oleh John Ruskin dan William Morris pada tahun 1888 di Inggris.
Gerakan ini terjadi di Inggris, Kanada, dan Amerika pada akhir abad 19 hingga awal abad 20 tepatnya pada tahun 1880 hingga 1910.Art and craft movement memberikan kesan kembali ke periode gothic, roccoco, dan renaisans. Salah satu ciri utamanya adalah karya seni dibuat secara individu oleh seniman dengan sentuhan artistik yang khas. Setiap karya digarap dengan serius dan teliti.Salah satu ciri utamanya adalah karya seni dibuat secara individu oleh seniman dengan sentuhan artistik yang khas. Setiap karya digarap dengan serius dan teliti.Tokoh-tokohnya antara lain John Ruskin, William Morris, T.J. Cobden Sanderson, Walter Crane, Nelson Dawson, dan Phoebe Anna Traquair.Gerakan ini ingin menampilkan reformasi sosial ,peduli terhadap kehidupan buruh, dan ingin menghasilkan barang indah dengan harga terjangkau oleh orang banyak meskipun akhirnya mendapat kritik bahwa barang yang dihasilkan malah mahal dan hanya bisa dijangkau orang kaya.



William Morris




Art Nouveau

Adalah sebuah aliran seni yang memiliki gaya dekoratif tumbuhan(flora) yang meliuk-liuk. Aliran ini muncul di Eropa dan Amerika mulai tahun 1819 hingga menjelang perang dunia pertama (1914). Ukiran dan ulir flora pada aliran ini dibuat cenderung tampil berlebihan untuk menekankan keterampilan yang sifatnya yang sangat emosional. Gaya ini diaplikasikan dalam seni, arsitektur, furnitur serta perabot logam dan ilustrasi buku serta berbagai barang cetakan.

Tokoh-tokohnya antara lain : Charles Rennie Mackintosh(Inggris), Henry van de Velde(Austria), seorang arsitek Antoni Gaudi(Spanyol), Pierre Bonnard, Alphonse Mucha.

Di Eropa aliran ini memiliki beberapa nama antara lain: Judgenstil (di Jerman), Vinna Secession (di Austria), Stile Liberty (Italia), Modernista (Spanyol), dan Glassgow School (di Inggris).

Gaya Art Nouveau lebih banyak diterapkan dalam seni dan barang-barang untuk konsumsi orang-orang kaya.



Alphonse Mucha




Ekspresionisme


Adalah karya seni yang menampilkan ekspresi atau perasaan spontan, pemikiran serta pemahamansosial atau religius dari seniman.

Pelopor utamanya adalah Eduard Munch pelukis Norwegia dengan salah satu lukisannya yang terkenal The Scream (1893).





Kubisme

Adalah aliran seni yang melihat kubus sebagai unsur dasar yang membentuk tiap benda yang ada di alam.

Seniman-seniman yang terkenal antara lai

n : Georges Braque (1882-1963), Pablo Picasso.

Kubisme dapat dibagi menjadi dua jenis : Kubisme Analitis dan Kubisme Sintesis.



Guernica”






Futurisme


Futurisme adalah suatu paham dari beberapa orang atau sekelompok orang yang percaya atau yakin akan adanya masa mendatang yang lebih baik, dalam arti lebih modern, lebih konkrit, bahkan diyakini bahwa manusia akan mampu menguasai jagad raya dengan tehnologi yang dimilikinya nanti.

Futurisme merupakan aliran seni di Italia yang didirikan tahun 1909 oleh Fillipo Marinetti, seorang sastrawan. Gerakan ini mendapat inspirasi dari kehidupan yang berubah menjadi modern berkat teknologi mesin yang menghasilkan unsur gerak dan kecepatan sebagai unsur yang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di awal abad ke-20.

Futurisme banyak mempengaruhi bidang kesenian seperti: seni lukis, seni patung, seni musik, desain dan arsitektur. Futurisme juga berpengaruh pada perkembangan tipografi. Selain itu futurisme yang memanfaatkan tipografi banyak dipakai dalam mengungkapkan perasaan dalam berpuisi.

Tokoh-tokohnya antara lain : (dalam bidang sastra) Marinetti, Giacomo Balla, Ardengo Soffici, dan Stephane Mallarme.





F.Marinetti